BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman cengkeh (Syzigium
aromaticum) merupakan tanaman perkebunan atau industri berupa pohon dengan famili Myrtaceae. Asal tanaman cengkeh ini belum jelas, karena ada
beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pohon cengkeh berasal dari Maluku
Utara, Kepulauan Maluku, Philipina atau Irian. Namun, dunia internasional
terutama negara-negara Eropa banyak mengimpor cengkeh yang berasal dari
Indonesia sehingga Indonesia dikenal sebagai negara penghasil cengkeh terbesar
di dunia. Hal ini didukung dengan wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Keberadaan
tanaman cengkeh di Indonesia tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia
yang membawanya ke Indonesia (Wikipedia, 2012). Kemudian penyebaran
tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan dimulai
pada tahun 1870. Adapun penyebaran cengkeh ke luar Indonesia dimulai dengan
datangnya para penjajah ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Salah satu
daerah yang menjadi sasaran utama para penjajah untuk berburu rempah-rempah
yaitu pulau Maluku. Penyebaran rempah-rempah ke luar pulau Maluku dimulai sejak
tahun 1769. Bibit tanaman ini mula-mula diselundupkan oleh seorang kapten dari
Prancis ke Rumania, selanjutnya disebarkan ke Zanzibar dan Madagaskar. Sampai
saat ini tanaman cengkeh telah tersebar ke seluruh dunia.
Cengkeh
sudah dikenal sebagai tanaman rempah- rempah dan obat tradisional yang sangat
berkhasiat. Tanaman cengkeh ini dapat tumbuh dan
berkembang pada dataran tinggi kurang lebih 700 sampai dengan 1000 meter diatas
permukaan laut. Khasiat dan manfaat tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan
perindustrian menyebabkan tanaman ini sebagai tanaman yang paling di gemari
oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di
dataran tinggi membudidayakan tanaman cengkeh tersebut.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui morfologi dan jenis tanaman cengkeh
2. Untuk
mengetahui isi kandungan yang terdapat dalam tanaman cengkeh
3. Untuk
mengetahui manfaat tanaman cengkeh
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Morfologi
dan Jenis Tanaman Cengkeh
Cengkeh
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting bila dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lain. Produksi cengkeh yang telah dewasa setaraf dengan
karet, kelapa sawit, dan kopi. Tetapi tanaman cengkeh yang telah lanjut usia
produksinya jauh meningkat, jadi lebih menguntungkan.
1.
Morfologi Tanaman Cengkeh
Cengkeh
(Eugenia aromatica OK) dan Syziginium aromaticum (L) termasuk dalam famili
Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 20-30 m, dan
dapat berumur lebih dari 100 tahun.
Tajuk
tanaman cengkeh biasanya berbentuk kerucut, piramida, dan piramida ganda,
dengan batang utama menjulang ke atas. Cabang-cabangnya amat banyak dan rapat,
pertumbuhan agak mendatar dan ukuran relatif kecil jika dibandingkan dengan
batang utama. Daunnya kaku, berwarna hijau atau hijau kemerahan, dan berbentuk
elip dengan kedua ujungnya runcing. Daun-daun ini biasanya keluar per periode.
Dalam satu periode, ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri
dari lima pasang. masing-masing pasang terdiri atas dua daun yang terletak
saling berhadapan.
Ranting dan
daun secara keseluruhan akan membentuk tajuk yang sangat indah. Bagian terbawah
dari mahkota, tajuknya ada yang menjuntai sampai ke permukaan tanah, walaupun
ada pula yang mencapai tinggi 1-1,5 m dari permukaan tanah. Cengkeh mempunyai
empat jenis akar, yaitu akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar
rambut. Akar tunggang dan akar lateral mempunyai ukuran relatif besar. Bedanya,
akar tunggang tumbuh lurus ke bawah dan sedikit bercabang, sedangkan akar
lateral tumbuh menyamping dan bercabang, akar serabut berukuran kecil, amat
panjang, tumbuh menyamping dan kebawah dengan jumlah yang sangat banyak. Akar
serabut ini memiliki banyak akar rambut berukuran sangat kecil yang berfungsi
sebagai penyerap air dan unsur hara.
Ujung
ranting yang telah menghasilkan bunga, biasanya tidak menghasilkan bunga pada
musim berikutnya. Apabila ujung ranting telah berbunga, bisa dipastikan pada
musim bunga berikutnya. Tanaman ini hanya bisa menghasilkan sedikit bunga. Pola
pembungaan seperti ini menyebabkan adanya siklus panen besar dan panen kecil
yang berulang 3-4 tahun sekali. Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur
4,5-8,5 tahun, tergantung dari jenis dan lingkungannya. Bunga ini merupakan
bunga tunggal, berukuran kecil (panjang 1-2 cm), dan tersusun dalam satu tandan
yang keluar pada ujung-ujung ranting. Setiap tandan terdiri dari 2-3 cabang
malai yang bisa bercabang lagi atau langsung mendukung 2-3 tangkai bunga.
Jumlah bunga pertandan malai bisa mencapai lebih dari lima belas kuntum. Bakal
bunga biasanya keluar setelah pasangan daun kelima dari satu set daun termuda
telah dewasa atau mencapai ukuran normal. Fase ini disebut fase mepet dua.
Bakal bunga ini kadang-kadang sudah keluar setelah daun pertama, kedua, atau
ketiga tidak lagi membentuk bakal daun, tetapi langsung membentuk bakal bunga.
Fase ini disebut fase mepet muda. Bakal bunga dapat dibedakan dari bakal daun.
Bakal bunga berwarna hijau, berujung tumpul, dan ruas di bawahnya sedikit
membengkak, sedang bakal daun berwarna merah dan berujung lancip.
2. Tipe-Tipe Tanaman Cengkeh
Di Indonesia
banyak sekali ditemukan tipe-tipe tanaman cengkeh dan diantara satu dengan yang
lainnya sulit dibedakan. Misalnya cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe indari,
tipe dokiri, tipe cengkih afo, dan tipe tauro. Perkawinan antara berbagai tipe
itu membentuk tipe baru yang sulit digolongkan. Untuk mempermudah pengenalan,
cengkeh di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu si putih, si
kotok, zanzibar, dan ambon.
a. Si Putih
Daun berwarna
hijau muda (kekuningan) dengan daun relatif besar. Cabang-cabang yang utama
mati sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5-2 m dari
permukaan tanah. Cabang dan daun jarang sehingga kelihatan kurang rindang.
Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat, relatif besar dari si kotok dengan
jumlah bunga pertandan kurang dari 15 kuntum. Bunga masak tetap berwarna hijau
muda. Atau putih tidak berubah menjadi kemerahan. Tangkai bunganya relatif
panjang, mulai berproduksi umur 6,5-8,5 tahun sejak disemaikan. Produksi
kualitas bunganya rendah.
b.
Si kotok
Daun pada
awalnya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua
dengan permukaan atas licin dan mengkilap. Helaian daunnya agak langsing dengan
ujung agak membulat cabang yang utama tetap hidup sehingga percabangannya
kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun dan cabang rapat serta
rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris. Bunganya relaitif kecil
dibandingkan dengan si putih, bertangkai panjang, jumlah bunga 20-50 kuntum
pertandan. Mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahun. Bunganya berwarna hijau
ketika masih muda dan menjadi kuning saat matang dengan pangkal bertwarna
merah. Adaptasi dan produksinya lebih baik daripada si putih, tetapi lebih
rendah daripada zanzibar. Cengkeh tipe sikotok ini termasuk tipe cengkeh dengan
kualitas sedang.
c.
Tipe Zanzibar
Tipe ini
merupakan cengkeh terbaik karena mempunyai daya adaptasi yang luas, berproduksi
tinggi, berkualitas baik, sehingga sangat dianjurkan untuk dibudidayakan. Daun
pada mulanya berwarna merah muda kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap
pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada bagian bawah. Pangkal tangkai
daun berwarna merah. Bentuk daunnya agak langsing dengan bagian terlebar tepat di
tengah. Ruas daun dan percabangannya rapat merimbun. Cabang utama yang pertama
hidup, sehingga tajuknya raqpat dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya
lancip (kurang dari 45o) sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai
berbunga pada umur 4,5-6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing,
bertangkai pendek, ketika muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan
setelah matang petik. Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari
50 kuntum per tandan
d.
Tipe Ambon
Tipe cengkeh
ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya adaptasinya rendah,
serta kualitas hasil yang kurang baik.daun muda berwarna hijau muda atau merah
muda, lebih muda daripada daun tipe zanzibar. Permukaan atas daun berwarna
hijau tua dan kasar,sedangkan bagian bawahnya berwarna hijau keabu-abuan.
Daunnya agak lebarkira-kira 2/3 kali panjangnya. Cabang dan daunnya jarang
sehingga kurang rimbun. Mahkota agak bulat atau bulat, bagian atas agak tumpul,
sedangkan bagian bawahnya agak meruncing. Cabang-cabangnya mati sehingga seolah
percabangannya mulai pada ketinggian 1,5-2 m. Tipe ini mulai berbunga pada umur
6,5-8,5 tahunsejak disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna
hijau saat muda, dan kuning pada saat matang petik.percabangan bunganya sedukit
dengan jumlah bunga kurang dari 15 kuntum pertandan.
B. Kandungan Gizi dalam Tanaman Cengkeh
Cengkeh
biasa diolah dalam keadaan kering. Cengkeh yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki kandungan energi sebesar 292 kilokalori, protein 5,2
gram, karbohidrat 57,4 gram, lemak 8,9 gram, kalsium 740 miligram, fosfor 100
miligram, dan zat besi 5 miligram. Selain itu di dalam Cengkeh Kering
juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100
gram Cengkeh Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Nutrient
|
Units
|
Value per 100 gram
|
Energi
|
KKl
|
292
|
Protein
|
Gram
|
5,2
|
Karbohidrat
|
Gram
|
57,4
|
Lemak
|
Gram
|
8,9
|
Kalsium
|
Milligram
|
740
|
Fosfor
|
Milligram
|
100
|
Zat besi
|
Milligram
|
5
|
Vitamin A
|
IU
|
0
|
Vitamin B1
|
Milligram
|
0
|
Vitamin C
|
Milligram
|
0
|
C. Manfaat Tanaman Cengkeh
Pada umumnya, cengkeh dijadikan bahan
masakan. Di Indonesia cengkeh menjadi bahan masakan yang paling sering
digunakan. Selain menjadi bahan masakan,
tanaman tropis yang berasal dari Maluku ini
sudah banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya. Minyak cengkeh (Eugniae
aromatica) dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil), serbuk tangkai kuntum
cengkeh (clove stem oil), dan daun
cengkeh kering (clove leaf oil).
Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter
gigi sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, tanaman ini juga digunakan
dalam industri farmasi, dan wewangian.
o Sebagai obat tradisional
cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah,
kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid,
rematik, campak, dan lain-lain.
o Adapun
khasiat lain yaitu, dapat mencegah
peradangan karena berbagai zat aktif seperti flavanoid ditemui pada minyak asli
cengkeh. Flavanoid bekerja dengan sifat anti inflamasinya sehingga akan mengurangi
peradangan pada gejala
penyakit rematik misalnya. Rasanya yang hangat juga bisa
menjadi ekspektoran untuk mengobati berbagai kondisi gangguan saluran
pernapasan.
o Mengandung
nutrisi penting. Berbagai vitamin, kalsium dan magnesium merupakan nutrisi
penting bagi tubuh dan cengkeh menyediakannya sebagai khasiat dari alam. Bahkan
terdapat zat yang menyediakan energi pada cengkeh yang juga mengandung serat
o Menyehatkan
jantung. Sudah sejak lama penyakit jantung manjadi momok menakutkan penduduk
dunia. Kandungan Eugenol pada cengkeh berfungsi untuk mencegah pembekuan
pada darah yang mencegah terjadinya gejala
penyakit stroke.
o Meredakan
batuk. Mengunyah cengkeh dapat menyembuhkan batuk gatal
ditenggorokan. Rasanya mungkin sedikit getir dan ada pahitnya, tetapi
kandungan kimia dalam cengkeh adalah ekspektoran alami yang mengencerkan dahak.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil yakni:
1. Cengkeh
merupakan tanaman perkebunan
atau industri berupa pohon dengan
famili Myrtaceae. Asal tanaman
cengkeh ini belum jelas, karena ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa
pohon cengkeh berasal dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku, Philipina atau
Irian. Namun, dunia internasional terutama negara-negara Eropa banyak mengimpor
cengkeh yang berasal dari Indonesia sehingga Indonesia dikenal sebagai negara
penghasil cengkeh terbesar di dunia.
2. Cengkeh
sudah dikenal sebagai tanaman rempah- rempah dan obat tradisional yang memiliki
banyak khasiat.
DAFTAR
PUSAKA
Wikipedia.
2012. cengkeh. http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu